Cute Running Grey Cat

Sabtu, 09 Januari 2016

Kumpulan beberapa pantun karya kartika



Hello, kali ini gue bawa postingan tentang pantun. Perlu gue jelasin apa itu pantun. Gak usah deh, kalian semua pasti tau apa yang dimaksud dengan pantun. Pantun gue ini juga salah satu bekas tugas Bahasa Indonesia (lagi). Ya udah gue bingung mau bilang lagi. Langsung aja ini dia pantun gue. Tadda...


Induk ayam mencari makan.
Mengais tanah di sekitarnya.
Dengarkan kawan coba dengarkan.
Banyak teman bahagia selamanya.

Dia hilang dengan seketika.
Ternyata mengambil pepaya.
Jangan pernah coba narkotika.
Karena akibatnya berbahaya.

Amir ke pasar mengajak Dona.
Dia hendak membeli sepatu.
Aku sangat terpesona.
Melihat ketampanan pria itu.

Makan roti berselai srikaya.
Didampingi segelas susu.
Betapa terkejutnya saya.
Melihat monyet bergigi palsu.


 Kalo mau kritik, saran, atau jika ada masukan, silahkan tulis di kolom komentar

Syair dengan judul RINDU karya Kartika (gue)



Hai, hai, kali ini gue bawa postingan bekas tugas gue (lagi). Kali ini bekas tugas Bahasa Indonesia. Waktu itu kami diberi tugas untuk membuat syair. Tau syair? Syair adalah salah satu jenis puisi. Kata "syair" berasal dari bahasa Arab syu’ur yang berarti "perasaan". Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti "puisi" dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair di desain sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi. Itu tuh pengertian syair. Oke dari pada panjang kali lebar gue jelasin, baca aja syair gue di bawah ini yang bejudul Rindu, yang pastinya karya gue sendiri.
RINDU
Oleh : Kartika

Rindu, tertanam di hatiku.

Bila kau jauh dariku.

Ku ingin kau di sisiku.

Selalu menemaniku.



Selalu terlintas di pikiranku.

Bayanganmu berputar di otakku.

Datanglah kepadaku.

Agar hilang rasa rinduku.



Hati ini selalu merinduanmu.

Ku ingin segera bertemu.

Berjumpa lagi denganmu.

Melepas rasa rinduku padamu.



Setiap detik teringat matamu.

Setiap menit teringat wajahmu.

Setiap jam teringat dirimu.

Setiap saat kuingat kamu.


Gimana syair gue? Sorry ya kalo syairnya gimanaa gitu. Hehe :D. Jangan lupa beri saran, kritik, atau masukan di kolom komentar. Bye-bye...

Cerpen Kejutan karya Kartika



Gue punya cerpen. Cerpen lama sih, tapi baru sekarang sempat mempublikasikannya. Cerpen ini tentang seorang remaja yang mendapatkan sebuah kejutan. Cerpen ini bisa dikategorikan sebagai cerpen remaja, cerpen cinta atau romantis, bisa juga sebagai cerpen persahabatan. Untuk lebih jelasnya, silahkan baca cerpennya di bawah ini.






KEJUTAN
Oleh: Kartika

“Huff... masih lama lagi ya, nyampenya?” Gerutuku pelan.

Aku sudah mulai bosan duduk di kursi pesawat yang sudah menempuh perjalanan selama beberapa jam. Aku ingin bersekolah kembali di Indonesia. Sudah enam tahun aku meninggalkan negeri tercintaku ini. Dulu seusai kenaikkan kelas tiga, aku pindah ke Korea. Aku ke Korea karena ikut orang tuaku yang pindah ke sana. Waktu itu aku masih kecil, jadi harus hidup dalam bimbingan orang tua. Tapi, sekarang aku sudah dewasa. Sudah bisa menjaga diri sendiri tanpa harus dibimbing mereka lagi.

Aku ke Indonesia bersama ibuku. Bukannya aku nggak berani naik pesawat, tetapi ibu nggak mengizinkanku naik pesawat sendiri. Makanya ibu menemani aku ke indonesia. Setelah tiba di bandara Soekarno-Hatta, aku dan ibuku langsung menuju ke apartement. Ibuku di sini nggak lama. Setelah mendaftarkanku masuk sekolah, ibu langsung pulang ke Korea. Ibu bekerja sebagai sekretaris ayahku, makanya nggak bisa lama-lama di sini.

“Ibu berangkat ke Korea dulu ya. Jaga diri kamu baik-baik. Jangan nakal dan ingat pesan ibu. Selalu. Nanti kalo pekerjaan ibu sudah selesai, ibu pasti telepon kamu.” Ucap ibu sambil menatap mataku.

“Iya bu, ibu tenang aja. Aku, di sini akan selaaalu mengingat pesan ibu. Jadi ibu jangan khawatir. Lagiankan kan aku udah gede.” Sahutku sambil mengelus lembut tangan ibuku.

Setelah mendengar perkataanku itu, ibu langsung memeluk tubuhku dengan erat. Ketika kami berpelukan, tanpa sadar ternyata aku dan ibuku menitikkan air mata. Setelah beberapa menit yang lalu ibu berangkat, aku langsung pulang ke apartement dan menyiapkan alat tulis untuk tes masuk esok. Ketika sedang mempersiapkan alat tulis, tiba-tiba saja aku teringat sesuatu.

“Semoga cepet dibalas.” Kataku sambil membuka laptop.

“Za, kamu di mana sekarang? Bisa ke sini gak? Aku udah di jakarta nih. Di apartement yang aku bilang waktu itu.” Ucapku sambil mengetik huruf demi huruf.

****

Ketika kuarahkan mataku ke jendela, ternyata hari sudah sore.

“Astagaaa!”

Aku baru sadar kalau dari tadi aku tertidur. Dan dampaknya adalah laptopku mati karena habis baterai. Aku pun langsung mencharge laptopku dan menghidupkannya kembali.

“Untung gak rusak.“ Ucapku lega, setelah laptopku hidup.

Ketika aku membuka e-mail, ternyata Zaara sudah membalas pesanku sembilan puluh menit yang lalu. Zaara bilang kalau sekarang dia nggak bisa ke apartementku. Tapi, katanya dia akan menjemputku dan berangkat ke sekolah bersama esok.

Ketika di Korea aku dan Zaara nggak pernah putus hubungan karena kami selalu berkirim pesan melalui e-mail. Dan aku setuju kalau sekolah bersama lagi di Jakarta. Oh iya, Zaara itu teman SDku dulu. Namanya Aisyafania Zaara. Nama yang bagus.

****

Keesokkan harinya aku dan Zaara mengikuti tes dengan lancar. Hasilnya kami berdua lolos dan berhak bersekolah di SMA ini. Lalu kami pun melewati masa orentasi dengan khidmat walaupun sedikit melelahkan. Finally, sampai juga hari terakhir kegiatan orentasi dan aku sudah nggak sabar mengakhirinya. Karena cukup melelahkan. J

“Park Ri Rin.” Panggil salah satu Kakak panitia yang mengabsen dan aku langsung mengangkat tangan.

Namaku memang terdengar aneh dan lain dari pada siswa yang lain karena ayahku merupakan keturunan orang Korea. Ketika selesai diabsen, aku meminta izin kepada Kakak panitia untuk ke toilet sebentar bersama Zaara. Sebenarnya dari tadi aku ingin BAK dan masih bisa kutahan. Tapi sekarang sudah tidak tahan lagi.

Setalah selesai BAK, tiba-tiba lampunya mati dan secara refleks aku langsung membuka pintu, tetapi pintunya terkunci. Aku sangat panik dan takut sekali, apalagi aku fobia terhadap gelap. Tiba-tiba saja keran air terbuka dengan sendirinya. Dan itu membuatku semakin ketakutan. Aku pun berteriak sambil menggedor-gedorkan pintu toilet.

“Toloong, tolooong!!! Tolong bukain dong. Za, Zaara tolong bukain aku!!”

Betapa sangat ketakutannya aku karena nggak ada satu orang pun yang menolong.

“Zaara mana?” Pikirku dalam hati.

Aku pun segera mencari hp di kantong baju dan rokku. Setelah mencari berkali-kali, aku semakin takut karena aku baru ingat kalau hpku ada di dalam tas. Dalam keadaan seperti ini pikiranku selalu kemana-mana. Aku kembali teringat dengan cerita Zaara kalau dulu ada siswa yang meninggal di sekolah ini. Tepatnya di toilet sebelah. Zaara bilang kalau orangnya meninggal karena terkunci selama lima belas hari di toilet. Nggak ada orang yang tahu sampai ada siswa yang membuka toilet tersebut. Lalu aku bertanya, apakah orang tuanya tidak mencari? Kata Zaara orang tuanya tinggal di luar negeri dan sangat sibuk, sehingga mereka nggak tahu kalau anaknya terkurung di dalam toilet. Aku pun kembali berteriak sekeras-kerasnya sampai-sampai tenggorokanku terasa kering dan suaraku hampir hilang.

Setelah dua puluh menit aku terkurung di sini, akhirnya pintu yang sangat kesakitan ini terbuka juga. Karena masih merasa takut, aku langsung memeluk orang yang ada di hadapanku selama beberapa detik. Aku menangis di pelukkanya.

“Huukh.. huukh...” Isakku.

Setelah selesai menghentikan tangisku, aku langsung melepaskan pelukanku yang aku kira Zaara. Ternyata yang kupeluk tadi bukan Zaara, melainkan Kakak panitia yang tadi mengabsen siswa. Oh my good. Pantas aja, tadi pas aku meluk dia aku merasa Zaara tinggi banget. Karena tadi sangat ketakutan, makanya aku nggak menghiraukan hal itu.

Karena malu, aku langsung melihat Zaara dan.... Dan kue yang dia pegang.

“Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday Park Ri Rin....” Nyanyian Zaara dan siswa yang lain.

Ketika melihat itu semua, rasa takut yang tadi menghantuiku kini sudah hilang. Tetapi, aku malu sekali. Mereka sukses mengerjai aku.



TAMAT


Guys, gimana cerpennya? Gue mengucapkan banyak terima kasih karena kalian semua mau membaca cerpen gue yang jauh dari kata sempurna ini. Kalo kalian punya saran, kritik, dan masukan, silahkan aja isi di kolom komentar.
Sampai jumpa di postingan gue salanjutnya. Bye-bye...